Buku Kegiatan Belajar Mengajar yang berjudul Model-Model Pembelajaran ini merupakan karya Shilphy A. Octavia. Buku ini bermanfaat bagi para guru karena membahas terkait keberhasilan proses pembelajaran yang tidak terlepas dari kemampuan guru mengembangkan model-model pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan intensitas keterlibatan siswa secara efektif di dalam proses pembelajaran.
Buku Model Pembelajaran Kooperatif.pdfl
Dalam buku ini juga akan dibahas mengenai baik atau tidaknya suatu model pembelajaran atau pemilihan suatu model pembelajaran yang akan tergantung pada tujuan pembelajaran, kesesuaian dengan materi yang akan disampaikan, perkembangan siswa dan juga kemampuan guru dalam mengelola dan memberdayakan semua sumber belajar yang ada sehingga kompetensi dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Guru memiliki peran penting dalam rangka mengembangkan berbagai kemampuan peserta didik dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia, hal tersebut menuntut guru memiliki berbagai kompetensi guna mencapai tujuan pendidikan. Hasil penelitian Hamsar dan Yunus menunjukkan bahwa kompetensi pedagogik berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.[2] Artinya kemampuan guru dalam pengelolaan kelas dengan menggunakan model pembelajaran berkontribusi pada tujuan yang dicapai siswa.
Menurut Sinabariba mengatakan guru harus mampu memilih model pembelajaran yang inovatif dalam rangka mencapai keberhasilan pendidikan.[3] Guru harus mampu menguasai dan menerapkan model-model pembelajaran yang inovatif guna mencapai keberhasilan pembelajaran. Namun, pembelajaran di sekolah dasar masih mengalami permasalahan. Hasil studi Friani, Sulaiman dan Mislinawati menunjukan bahwa guru sekolah dasar masih kesulitan dalam memilih dan menerapkan model-model pembelajaran.[4] Hal tersebut menunjukkan bahwa pentingnya penguasaan model pembelajaran yang inovatif bagi guru sekolah dasar, dan perlunya suatu pemahaman yang tekstual mengenai model pembelajaran bagi guru sekolah dasar sebagai pedoman dalam melakukan proses pembelajaran.
Salah satu model pembelajaran inovatif yang masih sesuai digunakan pada jenjang sekolah dasar yaitu model pembelajaran kooperatif tipe ARCS (Attention, Relevance, Confidence, and Satisfaction). Model pembelajaran kooperatif tipe ARCS merupakan model pembelajaran yang dikembangkan oleh John M. Keller seorang pakar pendidikan dari Amerika Serikat. Model pembelajaran ACRS merupakan model pembelajaran berorientasi pada pemecahan masalah, dimana siswa diorentasikan pada pemecahan masalah akan tetapi didasarkan pada pengembangan motivasi belajar siswa.
Menurut Li dan Keller mengatakan bahwa model ARCS merupakan model pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.[5] Hasil penelitian Winaya, Lasmawan dan Dantes menunjukan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe ARCS (Attention, Relevance, Confidence, and Satisfaction) berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa sekolah dasar.[6] Artinya model pembelajaran kooperatif tipe ARCS sangat relevan digunakan dalam pembelajaran di sekolah dasar.
Pembelajaran kooperatif masih dianggap sebagai model pembelajaran yang dapat menyelesaikan permasalahan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Slavin menjelaskan bahwa model pembelajaran kooperatif merupakan suatu pembelajaran yang dilakukan dengan membentuk kelompok kecil untuk belajar.[8] Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang dilakukan dengan membagi siswa menjadi beberapa kelompok dengan setiap kelompok 4 atau 5 siswa sebagai anggota tim dalam belajar.
Shohimin juga mengatakan bahwa dalam model pembelajaran kooperatif pembentukan kelompok dilakukan dengan tingkat kemampuan yang berbeda siswa atau kemampuan yang heterogen.[9] Jacobs menjelaskan beberapa karakteristik model pembelajaran kooperatif diantaranya; (1) mencampur dari berbagai karakter siswa seperti jenis kelamin, suku, ras dan budaya, (2) mengkolaborasikan antara keterampilan berbahasa dengan keterampilan sains, (3) dilakukan aktifitas pembelajaran yang aktif dan interaktif.[10]
Slavin mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif memiliki banyak tipe. Salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yaitu tipe ARCS (Attention, Relevance, Confidence, and Satisfaction). Model pembelajaran kooperatif tipe ARCS merupakan model pembelajaran yang dikembangkan oleh John M. Keller. Keller mengembangakan model pembelajaran kooperatif tipe ARCS, dimana alasan dasar pengembangan model pembelajaran ARCS seperti bagaimana seorang pendidik dapat menumbuhkan dan mengembangkan motivasi siswa pada saat kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru di dalam kelas. Hal tersebut diperkuat pendapat Wongwiwatthananukit dan Popovich mengatakan model pembelajaran ARCS yang dikembangkan John M. Keller memiliki tujuan untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa. Motivasi belajar dalam model pembelajaran ARCS merupakan salah satu strategi untuk memecahkan masalah belajar siswa.
Berdasarkan ke-empat komponen dan langkah-langkah pembelajaran ARCS, merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi belajar. Pada model pembelajaran ARCS menekankan pada pengembangan motivasi belajar siswa dengan harapan peningkatan prestasi belajar siswa.
Relevansi model pembelajaran kooperatif tipe ARCS dalam peningkatan pemahaman konsep siswa. Hasil penelitian yang dilakukan Septiawan dan Agung pada pembelajaran IPA di sekolah dasar menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran ARCS (attention, relevance, confidence, satisfaction) berpengaruh positif terhadap hasil belajar IPA siswa sekolah dasar, serta terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara model pembelajaran ARCS dengan model pembelajaran yang digunakan guru.[11] Berdasarkan penelitian tersebut model pembelajaran ARCS sangat sesuai untuk meningkatkan pemahaman siswa pada pembelajaran IPA.
Sedangkan penelitian Aryawan dan Lasmawan menunjukkan bahwa model pembelajaran ARCS dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar IPS siswa sekolah dasar, serta penelitian menemukan bahwa siswa dapat memahami konsep IPS dan melakukan generalisasi konsep IPS dengan menggunakan model pembelajaran ARCS.[12] Hasil studi Sari dan Netriwati juga menunjukkan bahwa model pembelajaran ARCS dapat meningkatkan kemampuan berpikir matematis.[13] Penelitian tersebut menunjukkan bahwa model pembelajaran ARCS dapat menyelesaiakan permasalahan pendidikan diantaranya dapat meningkatkan kemampuan berpikir matematis pada siswa.
Berdasarkan analisis data melalui studi literatur dengan berbagai sumber buku dan jurnal, maka dapat disimpulkan bahwa konsep model pembelajaran ARCS (Attention, Relevance, Confidence, and Interest) merupakan model pembelajaran yang berfokus pada pengembangan motivasi belajar siswa yang dilakukan untuk menumbuhkan motivasi belajar dan prestasi belajar siswa pada suatu kompetensi yang dipelajari. Berdasarkan hasil analisis dari sumber jurnal membahas model pembelajaran ARCS (Attention, Relevance, Confidence, and Interest) relevansinya terhadap pemahaman konsep siswa menunjukkan bahwa model pembelajaran ARCS dapat mengembangkan pemahaman konsep siswa sekolah dasar. 2ff7e9595c
Comments